Gempuran arus informasi yang semakin deras di media sosial, semakin memudahkan orang-orang untuk mengetahui hal-hal yang terjadi di belahan dunia lain. Baik hal-hal yang baik maupun hal-hal yang buruk meluncur tanpa batas dan filter ke seluruh pelosok nusantara. Banyak diantara kita yang melihat informasi itu sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan ada pula yang menganggap nya sebagai hiburan.
Kekhawatiran terbesar adalah jika ada pihak-pihak yang sengaja memelintir informasi untuk kepentingan tertentu, yang akan berdampak pada reaksi dan sikap masyarakat. Kebanyakan orang hanya melihat bungkus atau judul saja tanpa melihat isi dan substansi informasi, namun sudah beraksi atas informasi yang hanya sebatas kulit nya saja.
Salah satu penyebab adalah rendahnya tingkat literasi atau minat baca dari sebagian masyarakat. Perkembangan teknologi yang seharusnya semakin membantu meningkatkan minat baca masyarakat, ternyata belum mampu menunjukkan hasil ke arah yang tepat.
Contents
Menumbuhkan semangat literasi di kalangan masyarakat
Makna Literasi
Literasi dalam makna sederhana adalah kemampuan membaca dan menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, serta kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Dari makna diatas, literasi jelas bertujuan untuk menumbuhkan kecakapan dalam hidup, agar manusia sesuai dengan kemampuan pikir nya bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Memori di otak akan menangkap hal-hal baru dan akan menjadikan pengetahuan baru itu untuk bersikap lebih kritis dan bisa mempertajam olah verbal dari masing-masing individu.
Rendahnya Tingkat Literasi
Mirisnya, Indonesia masih tidak bisa beranjak dari peringkat bawah kemampuan literasi jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Menurut Bank Dunia, tingkat literasi Global adalah di angka 86,478. Artinya angka tersebut adalah angka tertinggi untuk ukuran literasi rata-rata dunia. Sekarang mari kita tengok berapakah tingkat literasi di negara kita? Jika merunut kepada Index Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) maka indeks rata2 nya adalah di angka 37,32. Masih sangat rendah sekali. Propinsi tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 58.16 Point. Sedangkan 19 Propinsi lainnya berada di bawah rata-rata.
Rendahnya indeks tersebut diduga karena masalah akses yang tidak merata di Indonesia. Minat baca tidak hanya didasarkan kepada cakupan penetrasi internet yang sudah merata, namun juga akses terhadap sumber-sumber bacaan yang berkualitas juga menjadi penyebab.
Upaya Meningkatkan Literasi
Maka, di sini peran sentral pemerintah cukup penting untuk meningkatkan indeks tersebut. Pemerintah ditantang untuk mampu mengerahkan segala kemampuan untuk mendongkrak minat baca masyarakat, di sisi lain, masyarakat sendiri juga diharapkan terus menumbuhkan sikap doyan membaca kepada keluarga sejak dini.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan literasi sebenarnya sudah berjalan sejak lama seperti Gerakan Literasi Nasional, Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga dan Gerakan Literasi Bangsa. Namun, upaya mereka masih terbatas di sejumlah kabupaten/kota saja, sehingga sebagian besar kota/kabupaten lainnya masih tetap tertinggal.
Meningkatkan Kesadaran Baca dari Keluarga
Kesadaran dan kemampuan baca, sudah harus ditanamkan sejak dini oleh masyarakat melalui pendidikan dan pengajaran membaca kepada anak-anak tercinta. Sebelum anak beranjak ke usia sekolah, pengajaran di usia ini merupakan elemen penting bagi tumbuhnya kesadara minat baca pada anak.
Selain memberikan pengajaran, orang tua juga diharapkan mampu memberikan contoh kepada anak-anak. Orang tua yang suka sekali membaca tentu merupakan contoh yang baik untuk menularkan kegemarannya tersebut. Membuat perpustakaan kecil di rumah juga bisa sebagai salah satu contoh untuk meningkatkan minat baca pada anak.
Menjamin Ketersedian Koleksi Bacaan di Sekolah
Beranjak ke usia sekolah, maka peranan pihak sekolah selain memberikan pengajaran juga harus menyediakan akses baca yang memadai bagi anak didik. Memperbanyak koleksi bacaan yang bermutu di perpustakaan sekolah menjadi satu hal wajib yang dilakukan. Disamping itu peran guru dalam menciptakan atmosfer membaca juga sangat penting, murid tidak hanya terpaku untuk mengikuti bacaan yang disarankan sekolah, biarkan murid berkembang untuk memilih bacaan dari sumber lain selama masih dalam koridor kurikulum yang berlaku.
Membuat Komunitas Baca
Orang tua atau guru, bisa mengarahkan anak atau murid untuk membentuk komunitas baca dan aktif di dalamnya. Dengan dukungan dari teman-teman satu komunitas, minat baca dan tulis akan menjadi semakin meningkat, serta akan semakin menumbuhkan semangat untuk berbagi bacaan di antara kalangan komunitas.
Komunitas baca ini bisa dibentuk secara offline ataupun secara online. Adapun untuk komunitas baca Online, website seperti Goodreads bisa dijadikan tempat berlabuh. Ribuan penggemar bacaan berkumpul disini untuk berbagi review buku yang sedang beredar di pasaran.
Mempermudah Akses ke Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional atau Perpusnas melakukan terobosan yang cukup bagus untuk mendongkrak minat baca masyarakat. Melalui aplikasi Ipusnas (aplikasi untuk ponsel Android dan Iphone), masyarakat diberikan akses ke ribuan judul buku digital secara gratis. Sistem yang diberlakukan adalah pinjam, setiap orang boleh melakukan peminjaman satu judul buku untuk jangka waktu maksimal 3 hari. Setelah 3 hari system secara otomatis akan melakukan penarikan buku digital tersebut dari pustaka pengguna, dan kemudian pengguna bisa melakukan peminjaman buku yang lainnya. Judul dan ragam buku pun tidak main-main, buku-buku cetakan media besar juga tersedia di sini. Harga buku sudah bukan alasan untuk tidak membaca, semua sudah tersedia untuk dipinjam secara gratis.
Satu hal yang menjadi kunci keberhasilan beberapa poin diatas adalah perlu adanya sinergisitas antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat untuk giat membudayakan dan membiasakan literasi di lingkungannya masing-masing. Pihak swasta dan dunia usaha misalnya, dapat mendukung pemenuhan akses literasi melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan yang setiap tahun dianggarkan.
Semua ini harus terus kita dukung dan kita dorong, tak lain dan tak bukan ini semua dilakukan demi kemajuan dan masa depan bangsa dan negara kita tercinta. Indonesia.